Sabtu, 18 Oktober 2014

Kesehatan Reproduksi Remaja


Masa remaja (masa andolensence) merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa dan terjadi proses pematangan baik pematangan fisik (pematangan biologis)  maupun pematangan psikologis.  Masa remaja dianggap sebagai masa topan badai dan stress. Dapat dikatakan demikian karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, apabila terarah dengan baik maka ia akan menjadi individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi sebaliknya jika tidak terarah atau terbimbing maka ia bisa menjadi individu yang tidak memiliki masa depan yang baik.

Pada masa remaja pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat, yang disebut dengan masa pubertas. Pada perempuan ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Pada masa ini sangat di perlukan adanya pengntrolan dari orang tua dan masyarakat dimana mereka berada. Karena pada masa itu remaja merasa semakin mampu dalam mengambil keputusan.

Pada masa pubertas terjadi perubahan biologis yang menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan keturunan (reproduksi). Ada yang menyebut pubertas sebagai masa pematangan seksual. Perubahan ini disertai perubahan mental dan akan mempengaruhi perilaku individu tersebut.

Perubahan setiap orang itu berbeda-beda, karena setiap orang memiliki perbedaan saat kematangan seksual. Biasanya perempuan mengalami pubertas lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-15 tahun. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi secara dini.

Resiko Kesehatan Reproduksi
  1. Kehamilan -> kehamilan dan persalinan dapat membawa resiko morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada remaja di bandingkan dengan wanita dewasa (berusia 20 tahunan)
  2. Aborsi yang tidak aman
  3. Pengakit Menular Seksual -> infeksi PMS menyababkan masalah kesehatan reproduksi seumur hidup, termasuk kemandulan, rasa sakit kronis serta meningkatkan resiko penularan HIV
Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi 
1. Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi 
 a. Wanita :
  • Mandi minimal dua kali sehari dengan air bersih
  • Membasuh organ reproduksi sehabis buang air kecil. Cara membersihkannya yaitu dari depan ke belakang, hal ini dilakukan agar kuman dari anus tidak masuk ke vagina
  • Menghindari pemakaian sabun yang mengandung deodoran atau parfum untuk membasuh kemaluan
  • Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi saat menstruasi dan minum air putih lebih banyak
  • Berolah raga secara teratur 
b. Pria :
  • Mandi minimal dua kali sehari dengan air bersih
  • Membasuh organ reproduksi sehabis buang air kecil
  • Berolah raga secara teratur 
  • Menghindari pemakaian pakaian dalam yang ketat karena dapat menyebabkan iritasi
  • Mengganti pakaian paling sedikit dua kali sehari


2. Menghindari Seks Bebas
3. Jauhi rokok dan narkoba

Sekian postingan dari saya tentang kesehatan reproduksi. Saran dari saya " Jadilah remaja yang bertanggung jawab dan sehat, utamakan cita-cita serta terapkan " PACARAN SEHAT" dalam pacaran."
P erlu persiapan
A malkan nasehat ortu
C inta Monyet
A kan terjadi putus pacar
R ayuan gombal jangan menjebak
A man untuk kespro
N orma tetap dijalankan

 
S elalu ingat batas-batas
E nak dipandang lingkungan
H ubungan dengan teman tetap baik
A mpuh buat memacu prestasi
T idak merugikan siapapun

Tolong share ke teman-teman yang lain ya. Semoga postingan ini bermanfaat. Thanks :)

Kamis, 16 Oktober 2014

Oxyuris Vermicularis

                     A. Pendahuluan
             Cacing Enterobius vermicularis menyebabkan infeksi cacing kremi yang disebut juga Enterobiasis atau Oxyuriasis. Manusia bisa terinfeksi cacing ini apabila menelan telur infektif, telur akan menetas di dalam usus (daerah sekum) dan kemudian akan berkembang menjadi cacing dewasa. Cacing betina biasanya memerlukan waktu kira-kira 1 bulan untuk menjadi matur dan mulai dengan produksi telurnya. Setelah membuahi cacing betina, cacing jantan biasanya mati dan mungkin akan keluar bersama tinja. Di dalam cacing betina yang gravid, hampir seluruh tubuhnya dipenuhi oleh telur. Pada saat ini, cacing betina akan turun ke bagian bawah kolon dan keluar melalui anus, telur-telur akan diletakkan di perianal dan di kulit perineum ( Lynne et al, 1996).

Sedangkan untuk diagnosis infeksi ini, kadang-kadang cacing dewasa dapat di ambil dengan pita perekat. Meskipun telur biasanya tidak diletakkan di dalam usus, tetapi beberapa telur dapat ditemukan di dalam tinja. Telur tersebut menjadi matang dan infektif dalam waktu beberapa jam. Telur-telur tersebut digambarkan sebagai bola tangan dengan bentuknya yang lonjong dan satu sisi mendatar (Lynne et al, 1996).

Meskipun beberapa obat sangat efektif untuk membasmi cacing ini, akan tetapi pengobatan sangat jarang diberikan sebab kebanyakan infeksi ini tidak menunjukan gejala. Dalam pengobatan, seringkali juga di dalamnya termasuk bimbingan dan nasehat kepada orang tua yang tidak menyangka bahwa anaknya menderita cacingan. Kebanyakan orang tua tidak menyadari prevalensi dari infeksi ini, terutama pada anak-anak, dan kenyataannya bahwa banyak anak-anak yang terinfeksi cacing ini tetapi tidak menunjukan gejala atau menderita akibat infeksi ini (Lynne et al, 1996). Selain itu jika dilihat dari kerugianya Enterobiasis tidak menimbulkan kerugian secara materi akan tetapi cenderung membuat anak rewel dan sukar tidur atau insomnia, sehingga membuat para orang tua binggung dan menjadi kurang istirahat di malam hari akibat insomnia yang terjadi pada anak mereka, dimana keadaan ini juga menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 1989).

Karena infeksi ini umum terjadi dan penularanya sangat mudah, di antaranya dapat melalui kontaminasi dari anus ke mulut, pakaian yang kotor, telur-telur yang berada di udara, mainan anak-anak dan benda lainnya, maka dibutuhkan peningkatan kesehatan perorangan dan kelompok untuk dapat membantu pencegahan infeksi cacing E. vermicularis ini. Juga dianjurkan pada anak-anak untuk tidur dengan pakaian tertutup dan menjaga kuku tetap pendek dan bersih (Lynne et al, 1996)

B. Morfologi

Telur Enterobius vermicularis planconvex, berdinding dua lapis. Lapisan luar terdiri dari albumin dan lapisan dala mengandung bahan lipiodal. Kandungan albumin pada telur menyebabkan telur tadi merangsang kulit dan mukosa manusia, sehingga sewaktu dideposit di perianal sering menimbulkan perasaan gatal. Ukuran telur 50-60 mikron x 3,0-3,2 mikron (Bernadus, 2007). Telur berisi masa bergranula kecil-kecil teratur atau berisi larva cacing yang melingkar. Telur tidak berwarna dan transparan. Telur berembrio merupakan bentuk infektif. Di daerah perianal telur dapat menetas dan larva yang ditetaskan dapat masuk kembali ke usus besar melalui anus atau retroinfeksi (Heru, 2003).

                                                       Gambar 1. Telur Enterobius vermicularis

2.Cacing Dewasa
Cacing Enterobius vermicularis dewasa berukuran keci dan berwarna putih. Cacing betina jauh lebih besar daripada jantan (Heru, 1996). Cacing betina berukuran 8-13 mm x 0,3-0,5 mm. Intestinumnya berakhir di anus yang terletak 1/3 bagian badannya, sedangkan vulvanya terletak di pertengahan bagian anteriornya badan. Uterus biasanya penuh dengan telur. Sedangkan cacing jantan dewasa berukuran 2-5 mm x 0,1-0,2 mm. Esofagus pada cacing jantan melanjutkan diri sebagai intestinum berakhir di kloaka (Bernadus, 2007). Cacing jantan juga jarang dijumpai karena sesudah mengadakan kopulasi dengan betinanya ia segera mati (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 1989).

                                                   Gambar 2. Enterobius vermicularis Betina


                                                      Gambar 3. Enterobius vermicularis jantan

           C. Epidemiologi
   Pada cacing E. vermicularis ini tidak dikenal adanya reservoir host, jadi anjing dan kucing bukan merupakan ancaman dalam hal penularan penyakit infeksi akibat cacing E. vermicularis ini. Penularan biasanya dari tangan ke mulut atau melalui makanan, minuman dan debu (Bernardus, 2007)
Cara penularan Enterobius vermicularis dapat melalui tiga jalan:
1. Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infeksi) atau pada orang lain sesudah memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya alas tempat tidur atau pakaian dalam penderita.
2.  Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang infektif.
3. Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita sendiri. Oleh karena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan migrasi kembali ke usus penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa.
  
 D. Patomekanisme Terjadinya Infeksi Enterobiasis 
Manusia terinfeksi bila menelan telur infektif dari parasit Enterobius vermicularis ini, adapun perjalanan penyakit dari parasit Enterobius vermicularis ini adalah sebagai berikut :
1.Cacing betina gravit keluar dan turun dari rektum untuk meletakkan telurnya di daerah sekitar perianal.
2.Tangan yang tanpa sengaja menyentuh daerah anus atau tangan yang kurang bersih yang telah digunakan membasuh anus saat buang air besar. Kemudian digunakan untuk makan atau memegang makanan dan benda lain, maka larva telur infektif dari cacing Enterobius vermicularis menjadi semakin menyebar dan menginfeksi manusia disekitarnya.
3. Larva cacing Enterobius vermicularis masuk kedalam tubuh melalui makanan atau tangan yang terkontaminasi.
4. Larva telur Enterobius vermicularis masuk kedalam usus manusia dan menetas didalamnya (di sekum). Kemudian berkembang menjadi larva dewasa yang dapat bertahan hidup antara 2-3 bulan didalam tubuh manusia.
5. Didalam usus kepala cacing direkatkan pada mukosa usus, hal ini dapat menimbulkan peradangan ringan oleh karena perlekatan tersebut merupakan iritasi mekanis dan akan memberikan gejala klinis seperti  nyeri perut atau diare (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 1989)

                                   Gambar 4. Perjalanan Infeksi Cacing Enterobius vermicularis





Gambar 5. Cacing Enterobius vermicularis 
 saat berada dalam usus manusia atau
                                                       dalam sekum


Pengobatan
• pirantel pamoat 10 mg/kgBB dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
• mebendazol 100 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
• albendazol 400 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian 

Pencegahan
• Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
• Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
• Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
• Membersihkan jamban setiap hari
• Menghindari penggarukan daerah anus karena mencemari jari-jari tangan dan setiap benda yang dipegang/disentuhnya

Motivasi Hidup

kata-kata-motivasi


Motivasi hidup sangatlah penting bagi kehidupan seseorang. Motivasi merupakan salah satu faktor phsikologis. Motivasi memiliki peranan yang khas antara lain sebagai penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat dalam melakukan suatu pekerjaan. Disamping itu motivasi juga dapat dikatakan sebagai penggerak tingkah laku seseorang demi tercapainya sebuah tujuan.
Motivasi bisa didapatkan dari seseorang ataupun dari media lain. Sahabat, keluarga, teman, guru, bahkan orang yang anda anggap musuh bisa dijadikan sebuah motivasi bagi anda untuk meraih semua yang Anda inginkan. Media seperti musik, film, ataupun kata-kata yang mengandung semangat dapat pula anda jadikan sumber motivasi.
Bagaimana cara mengembangkan motivasi dalam hidup?
  1. Fokus terhadap apa yang akan anda capai
  2. Menciptakan suatu sensasi yang dapat memacu gairah dan semangat anda untuk mencapai tujuan anda
  3. Melakukan pekerjaan dengan rasa senang
  4. Jangan pernah merasa terbebani oleh pekerjaan dan masalah yang sedang anda hadapi
  5. Mengembangkan tujuan kita. Jangan terpaku pada satu tujuan
Efek dari arti dan tujuan hidup memang dahsyat! Ada orang yang meskipun kehidupannya penuh penderitaan, tetapi tetap memiliki semangat hidup yang tinggi. Apa yang membuatnya tetap termotivasi? Satu-satunya alasan ia tetap bertahan, tetap termotivasi untuk bekerja, mencari penghidupan adalah ia memiliki tujuan hidup. Ia memiliki seorang anak yang harus ia besarkan, misalnya. Dalam hidup yang penuh penderitaan, ia memiliki tujuan untuk dapat membahagiakan anaknya, kelak di kemudian hari.
Sementara itu, yang lain termotivasi untuk terus menghasilkan karya karena ia ingin dengan karya-karya yang dihasilkannya itu, jutaan orang terbantu olehnya. Itulah arti hidupnya, tujuan hidupnya. Ia memiliki keinginan untuk membahagiakan umat manusia. Ia ingin membuat umat manusia terbebas dari penderitaan.
Tujuan hidup itu memberikan dorongan yang luar biasa besar yang membuatnya tak mudah menyerah dan mengeluh terhadap rasa bosan dan rintangan yang menghadangnya manakala ia menciptakan karya-karyanya.
Begitu hebatnya tujuan hidup. Ia memengaruhi kehidupan kita. Oleh karena itulah, kita harus memiliki tujuan hidup. Dengan tujuan itu, kita tahu ke mana kita harus melangkah, kita tahu apa saja yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan itu. Selain itu, dengan tujuan hidup, kita juga termotivasi untuk menjalani setiap aktivitas seperti bekerja, belajar, berkarya, dan mengembangkan diri karena kita tahu arti penting dari setiap aktivitas yang kita jalani.

Salam Sukses!!!! :)